Senin, 09 Mei 2011

ASAL USUL TELAGA WARNA

Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram.


LA DANA DAN KERBAU

La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan. 


ASAL MULA NAMA KOTA SURABAYA

Setidaknya ada tiga keterangan tentang muasal nama Surabaya. Keterangan pertama menyebutkan, nama Surabaya awalnya adalah Churabaya, desa tempat menyeberang di tepian Sungai Brantas. Hal itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama Surabaya juga tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit.


TIMUN EMAS

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

SUNGAI KERBAU YANG KERAMAT

Sungai Kerbau adalah salah satu anak dari Sungai Mahakam yang  terletak di Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Hingga sekarang, sungai ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat karena sebuah peristiwa ajaib yang pernah terjadi di daerah itu. Peristiwa apakah itu? Temukan jawabannya dalam cerita Sungai Kerbau yang Keramat berikut ini.

PETUALANGAN EMPAT KAPITEN DARI MALUKU

Empat Kapiten Maluku adalah empat bersaudara yang merupakan pemimpin Negeri Nusa Ina di Pulau Seram, Maluku. Keempat kapiten tersebut memiliki kegemaran berpetualang ke daerah-daerah pelosok untuk membuka daerah baru. Suatu hari, mereka berpetualang menyusuri Sungai Tala yang kaya akan sumber alamnya. Namun, petualangan mereka kali ini amat berat dan membutuhkan perjuangan keras karena Sungai Tala terkenal ganas. Airnya sangat deras dan terdapat banyak batu besar di sepanjang alirannya. Bagaimana perjuangan mereka? Simak kisahnya dalam cerita Petualangan Empat Kapiten dari Maluku berikut ini.

LEGENDA KAWAH SIKIDANG

Di sejumlah desa di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, banyak anak asli Dieng yang memiliki rambut gembel atau gimbal. Oleh karena itu, anak-anak tersebut biasa dipanggil sebagai anak gembel. Rambut gimbal itu terjadi ketika mereka berumur 40 hari sampai sekitar enam tahun yang diawali dengan gejala demam yang sangat tinggi dan suka mengigau saat tidur. Uniknya, rambut gimbal itu baru boleh dipotong setelah adanya permintaan dari anak itu sendiri. Ada beberapa versi mengenai asal mula anak gembel ini, salah satu di antaranya adalah versi cerita rakyat yang dikenal dengan Legenda Kawah Sikidang. Berikut kisahnya.

ASAL MULA NAMA DUSUN GUBUK RUBUH

Dusun Gubukrubuh termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Getas, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dulu, wilayah dusun Gubukrubuh masih berupa hutan lebat. Namun karena sebuah peristiwa yang pernah terjadi, daerah itu dinamakan Dusun Gubukrubuh. Peristiwa apakah itu? Simak kisahnya dalam cerita Asal Mula Nama Dusun Gubukrubuh berikut ini.

SI JAMPANG, ROBIN HOOD DARI BETAWI

Si Jampang adalah pendekar legendaris dari Betawi yang dikenal sebagai “Robin Hood” dari Betawi. Dengan kepiawaiannya bermain silat, ia kerap merampok harta milik tuan-tuan tanah maupun orang kaya yang tamak di daerah Grogol, Depok. Lalu, hasil rampokannya dibagi-bagikan kepada rakyat jelata. Bagi, tuan tanah dan orang kaya, si Jampang adalah momok yang menakutkan. Namun, ia merupakan sosok pahlawan bagi rakyat kecil. Bagaimana kisah hidup si Jampang? Berikut kisahnya dalam cerita Si Jampang, Robin Hood dari Betawi.

LEGENDA SUNGAI LANDAK

Sungai Landak membentang di wilayah Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Dahulu, sebelum menjadi sungai, daerah ini masih berupa tanah lapang. Namun, karena suatu peristiwa, tanah lapang tersebut kemudian menjelma menjadi sungai. Peristiwa apakah itu? Lalu, mengapa dinamakan Sungai Landak? Jawabannya dapat Anda temukan dalam cerita Legenda Sungai Landak berikut ini.

Rabu, 04 Mei 2011

NYAI ANTEH SANG PENUNGGU BULAN

Nyai Anteh Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan. Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Rakyatnya pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana. Di dalam istana ada dua gadis remaja yang sama-sama jelita dan selalu kelihatan sangat rukun. Yang satu bernama Endahwarni dan yang satu lagi bernama Anteh. Raja dan Ratu sangat menyayangi keduanya, meski sebenarnya kedua gadis itu memiliki status sosial yang berbeda. Putri Endahwarni adalah calon pewaris kerajaan Pakuan, sedangkan Nyai Anteh adalah hanya anak seorang dayang kesayangan sang ratu. Karena Nyai Dadap, ibu Nyai Anteh sudah meninggal saat melahirkan Anteh, maka sejak saat itu Nyai Anteh dibesarkan bersama putri Endahwarni yang kebetulan juga baru lahir. Kini setelah Nyai Anteh menginjak remaja, dia pun diangkat menjadi dayang pribadi putri Endahwarni.

ASAL USUL KOTA BANJARMASIN

Pada zaman dahulu berdirilah sebuah kerajaan bernama Nagara Daha. Kerajaan itu didirikan Putri Kalungsu bersama putranya, Raden Sari Kaburangan alias Sekar Sungsang yang bergelar Panji Agung Maharaja Sari Kaburangan. Konon, Sekar Sungsang seorang penganut Syiwa. la mendirikan candi dan lingga terbesar di Kalimantan Selatan. Candi yang didirikan itu bernama Candi Laras. Pengganti Sekar Sungsang adalah Maharaja Sukarama. Pada masa pemerintahannya, pergolakan berlangsung terus-menerus. Walaupun Maharaja Sukarama mengamanatkan agar cucunya, Pangeran Samudera, kelak menggantikan tahta, Pangeran Mangkubumi-lah yang naik takhta.


MANDIN TANGKARAMIN

Loksado adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Propinsi Kalimantan Selatan. Di sana ada sebuah desa bernama Malinau. Kira-kira satu kilometer dari tempat itu ada sebuah air terjun bernama Mandin Tangkaramin. Konon, menurut Bahasa penduduk di sana, mandin berarti air terjun. Jadi, Mandin Tangkaramin berarti air terjun Tangkaramin. Akan tetapi, kata mandin sudah menyatu dengan Tangkaramin sehingga kedua kata itu tak terpisahkan.


PANGERAN SYARIF

Jatuhnya Jayakarta ke tangan Kompeni Belanda pada tahun 1619 membuat banyak ulama marah. Mereka menjauhi keramaian kota dan pergi berbondong-bondong ke tempat yang lebih udik. Mereka melakukan persiapan, siapa tahu suatu saat dapat melakukan pembalasan untuk menguasai kota Jayakarta kembali. Walaupun kenyataannya sulit, mereka tidak kenal putus asa. Mereka terpaksa hidup di tepi-tepi hutan, sedangkan anak dan istri ditinggalkan beberapa saat. Hanya pada saat tertentu mereka berkumpul, sesudah itu berpisah kembali. Karena keadaan yang terus menekan, lama-kelamaan merepotkan juga kalau keluarga ditinggalkan. Mau tidak mau keluarga harus diajak. Salah seorang dari para ulama itu adalah Pangeran Sarif. Selain istri, ikut juga seorang pembantu lelakinya yang masih muda.


ULAR DANDAUNG

Konon, dahulu kala ada sebuah kerajaan. Tidak disebutkan oleh pencerita apa nama kerajaan itu. Menurut cerita, kerajaan itu cukup besar. Negerinya kaya raya sehingga penghasilan rakyat melimpah ruah. Rajanya adil dan bijaksana. Kekayaan kerajaan bukan hanya dinikmati raja dan keluarganya, tetapi rakyat pun turut menikmati. Pantaslah jika kerajaan itu selalu dalam suasana tenteram dan damai. Dengan kerajaan-kerajaan lain pun, tidak pernah terjadi silang sengketa sehingga mereka dapat hidup berdampingan secara damai.


LEGENDA TELAGA BIDADARI

Telaga itu tidak seberapa lebar dan dalam, kurang lebih tiga meter panjangnya dan dua meter lebarnya dengan kedalaman dua meter. Airnya Bening dan jernih, tidak pernah kering walau kemarau panjang sekalipun. Letaknya di atas sebuah pematang, di bawah keteduhan, kelebatan, dan kerindangan pepohonan, khususnya pohon limau. Jika pohon-pohon limau itu berbunga, berkerumunlah burung-burung dan serangga mengisap madu. Di permukaan tanah itu menjalar dengan suburnya sejenis tumbuhan, gadung namanya. Gadung mempunyai umbi yang besar dan dapat dibuat menjadi kerupuk yang gurih dan enak rasanya. Akan tetapi, jika kurang mahir mengolah bisa menjadi racun bagi orang yang memakannya karena memabukkan.


DATU KALAKA

Menurut cerita orang tua-tua beberapa abad yang lalu, di suatu kampung tinggallah seorang lelaki bernama Datu Kalaka. Ia amat disegani dan dihormati orang-orang di kampung itu karena ia menjadi pemimpin masyarakat di sana. Itu pula sebabnya ia diberi gelar datu oleh masyarakat.


SI PANJANG

Kompeni Belanda pada abad ke-18 di Batavia merasa menghadapi masalah besar. Hambatan itu datang dari kalangan pedagang. Pelopornya adalah para tauke. Saingan ini memang amat licin karena para tauke dan organisasinya begitu terpadu. Sampai ke pelosok-pelosok mereka punya jaringan yang rapi dan tidak kentara, terutama dalam bidang perdagangan. Kalau harga yang satu naik, harga yang lain ikut naik. Tidak ada yang berbeda. Begitu juga dengan barang-barang mana yang harus muncul dan mana pula yang tidak dikeluarkan dulu. Semua demi keuntungan para tauke.


ENTONG GENDUT DARI BATU AMPAR

Pajak seyogianya diambil seperlima dari hasil panen. Bagian itu bisa berwujud padi, palawija, atau hasil pertanian lainnya, semuanya harus diserahkan kepada tuan tanah. Setelah tahun 1912, tuan tanah tidak mau lagi menerima bagian pajaknya. Dia minta kenaikan dua kali lipat. Alasannya, antara lain karena hasil panen jauh lebih bagus dari musim lalu. Dengan perbaikan sistem irigasi dari sungai ke sawah-sawah membuat hasil panen berlipat ganda, serta akibat pengukuran ulang. Tidak diremehkan pula kegigihan para mandor melakukan kontrol menjelang potong padi.


ANAK PIPIT DAN KERA

Tersebutlah seekor kera yang tinggal sendiri di atas pohon di dekat sebuah tepian. Kera itu ditinggalkan kawan-kawannya karena ia sombong dan mementingkan diri sendiri. Dia menganggap pohon tempat tinggalnya itu miliknya sehingga kera-kera lain tidak diizinkan tinggal di sana. Tepian mandi itu pun dianggap miliknya.


DONGENG SEEKOR NYAMUK

Di suatu negeri antah-berantah bertahtalah seorang raja yang arif bijaksana. Raja itu hidup bersama permaisuri dan putra-putrinya. Rakyat sangat mencintainya. Istananya terbuka setiap waktu untuk dikunjungi siapa saja. Ua mau mendengar pendapat dan pengaduan rakyatnya. Anak-anak pun boleh bermain-main di halaman sekitar istana.


SI BUTA DAN SI BUNGKUK

Di suatu kampung tinggallah dua orang pemuda sebaya. Mereka bersahabat akrab sekali. Kemana pun mereka pergi selalu bersama. Boleh dikata tidak pernah terjadi pertengkaran di antara mereka. Jika yang seorang sedang marah, yang seorang lagi berdiam diri atau membujuk sehingga kemarahannya reda. Begitu juga jika ada kesulitan, selalu mereka atasi bersama.


MERAKSAMANA

Meraksamana adalah seorang pemuda yang tinggal di pedalaman Papua. Ia mempunyai saudara bernama Siraiman. Ke mana pun pergi, mereka selalu bersama dan selalu saling membantu. Suatu ketika, Meraksamana memperistri seorang bidadari dari kahyangan. Namun, tidak berapa lama setelah mereka menikah, istrinya diculik oleh seorang raja yang tinggal di seberang laut bernama Raja Koranobini. Mampukah Meraksamana merebut kembali istrinya dari tangan Koranobini? Ikuti kisahnya dalam cerita Meraksamana berikut ini.

BIWAR SANG PENAKLUK NAGA

Biwar adalah seorang pemuda tampan dan gagah perkasa dari daerah Mimika, Papua, Indonesia. Ketika ia masih dalam kandungan, ayahnya tewas diserang oleh seekor naga saat mengarungi sebuah sungai di daerah Tamanipia. Oleh karenanya, sejak lahir ia dirawat dan dididik oleh ibunya seorang diri dengan dibekali berbagai ilmu pengetahuan. Setelah dewasa, Biwar bermaksud untuk membinasakan naga yang telah melenyapkan nyawa ayahnya. Bagaimana cara Biwar membinasakan naga yang ganas itu? Ikuti kisahnya dalam cerita Biwar Sang Penakluk Naga berikut ini.

PEU MANA MEINAGAKA SAWAI

Peu Mana Meinegaka Sawai merupakan bahasa dari daerah Papua yang berarti kabut membawa petaka. Kabut yang dianggap sering membawa petaka itu berada di puncak Gunung Zega di daerah Bilai, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika kabut itu sewaktu-waktu muncul di puncak gunung pertanda akan terjadi petaka besar. Bagaimana asal mula kepercayaan itu muncul pada masyarakat Paniai? Lalu, petaka besar apakah yang akan terjadi jika kabut itu muncul di puncak Gunung Zega? Ikuti kisahnya dalam cerita Peu Mana Meinegaka Sawai berikut ini.

ASAL MULA KERANG DI NIMBORAN

Nimboran merupakan sebuah kampung di daerah pedalaman Papua, Indonesia, yang terkenal memiliki banyak kerang laut. Menurut cerita, keberadaan kerang-kerang laut di Kampung Nimboran disebabkan oleh suatu peristiwa ajaib. Peristiwa apakah yang menyebabkan keberadaan kerang-kerang laut tersebut di Kampung Nimboran? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Kerang di Nimboran berikut ini.

LEGENDA BATU KERAMAT

Batu Keramat terletak di atas Gunung Kamboi Rama, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia. Setiap setahun sekali, masyarakat setempat mengadakan upacara pemujaan terhadap batu keramat itu. Mengapa mereka mengeramatkan dan memuja batu itu? Siapakah yang pertama kali menemukannya? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Batu Keramat berikut.


ASAL MULA NAMA IRIAN

Dahulu kala, di Kampung Sopen, Biak Barat tinggal sebuah ke­luarga yang memiliki beberapa anak laki-laki. Salah satu anak tersebut ber­­nama Mananamakrdi. Ia sangat dibenci oleh saudara-saudaranya karena seluruh tubuhnya dipenuhi kudis, sehingga siapa pun tak tahan dengan baunya. Maka, sau­­­­dara-saudaranya selalu meminta Ma­­­na­­namakrdi tidur di luar rumah. Jika Mana­na­­­­makrdi me­lawan, tak segan-segan sau­­­­dara-saudara­­­­­nya akan menendangnya ke­l­u­ar hingga ia merasa kesakitan. 


TOPENG DAN PESTA ROH

Topeng merupakan media atau alat utama yang digunakan oleh orang-orang Suku Asmat di Papua dalam upacara yang disebut Pesta Roh atau Pesta Topeng. Dalam istilah orang Asmat, pesta ini disebut dengan mamar atau bunmar pokbui. Pesta Roh ini bertujuan untuk memperingati roh keluarga dekat yang telah meninggal dunia. Menurut cerita, upacara mamar bermula dari sebuah peristiwa yang dialami oleh seorang anak yatim piatu. Peristiwa apakah yang dialami oleh anak itu sehingga upacara Pesta Roh menjadi tradisi dalam Suku Asmat? Ikuti kisahnya dalam cerita Topeng dan Pesta Roh berikut ini. 

ASAL MULA TELAGA BIRU

Telaga Biru adalah sebuah telaga yang terletak di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara, Indonesia. Telaga ini dinamai Telaga Biru, karena airnya yang bening -sebening air mata- dan berwarna kebiruan. Menurut cerita, telaga ini terbentuk dari air mata seorang gadis bernama Majojaru karena meratapi nasib buruk yang telah menimpa kekasihnya, Magohiduuru. Nasib buruk apakah yang menimpa Magohiduuru, sehingga Majojaru meratapinya? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Telaga Biru berikut ini.


BATU BELAH

Batu Belah adalah cerita legenda yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Maluku Utara, Indonesia. Dinamakan Batu Belah karena konon batu tersebut dapat menelan manusia dengan cara terbelah dan kemudian mengatup kembali. Suatu waktu, ada seorang ibu mendatangi dan meminta kepada batu itu agar menelan dirinya. Siapakah ibu itu dan mengapa ia meminta dirinya ditelan oleh batu tersebut? Berikut kisahnya dalam cerita Batu Belah.
 

Selasa, 03 Mei 2011

LEGENDA TANIFAL DI PULAU BURU

Tanifal dalam bahasa Maluku berarti sebidang daratan berpasir putih halus. Menurut cerita masyarakat setempat, Tanifal yang terletak di sekitar Pantai Tifu atau Pulau Buru tersebut merupakan penjelmaan sepasang burung garuda raksasa. Apa yang menyebabkan sepasang burung garuda raksasa tersebut menjelma menjadi Tanifal? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Tanifal di Palau Buru berikut ini.


BULU PAMALI

Bulu Pamali adalah istilah masyarakat Maluku, khususnya yang tinggal di Dusun Waimahu, Desa Latulahat, untuk menyebut pohon bulu (bambu) yang tumbuh di lembah gunung di daerah tersebut. Oleh penduduk setempat, pohon bulu itu disebut Bulu Pamali lantaran sebuah peritiwa ajaib yang terjadi daerah itu. Peristiwa ajaib apakah itu? Temukan jawabannya dalam cerita Bulu Pamali berikut ini.


NENEK LUHU

Nenek Luhu adalah seorang tokoh yang dikisahkan hilang secara misterius dalam legenda masyarakat Ambon, Maluku, Indonesia. Namun, tokoh ini sering muncul ketika hujan turun dengan lebat dan disertai cuaca panas. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika terjadi keadaan demikian mereka tidak berani keluar rumah karena Nenek Luhu akan mengambil siapa saja yang ditemuinya, terutama anak-anak. Siapa sebenarnya Nenek Luhu itu? Berikut kisahnya.

EMPAT SULTAN DI MALUKU UTARA

Empat Sultan di Maluku Utara adalah sebuah cerita yang sangat melegenda di kalangan masyarakat Maluku Utara, Indonesia. Keempat sultan tersebut adalah bersaudara kandung dan merupakan keturunan bidadari dari Kahyangan. Menurut masyarakat setempat, dari merekalah lahir pemimpin-pemimpin Maluku. Bagaimana kisahnya sehingga keempat sultan tersebut dikatakan sebagai keturunan bidadari? Lalu, bagaimana mereka bisa diangkat menjadi sultan? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Empat Sultan di Maluku Utara berikut ini.


BUAYA TEMBAGA

Pulau Ambon adalah salah satu pulau yang indah di Indonesia. Di sana terdapat lautan yang mem­biru dipenuhi ikan yang ber­aneka ragam. Ada pula ikan yang dapat terbang mencecah laut. Taman lautnya yang pe­nuh dengan berbagai jenis hewan laut, membuatnya semakin indah di­pandang mata.


SURI IKUN DAN DUA BURUNG

Suri Ikun seorang anak lelaki berbadan kurus yang tinggal bersama kedua orangtua dan tiga belas orang saudaranya di sebuah kampung di daerah Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pada suatu hari, Suri Ikun ditangkap oleh hantu dan disekap dalam sebuah gua. Bagaimana nasib Suri Ikun selanjutnya? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Suri Ikun dan Dua Burung berikut ini.


KUA SIGA WUNGA

Kua Siga Wunga adalah seorang pemuda tampan dan sakti mandraguna penjelmaan seekor burung rajawali merah. Suatu malam, ia masuk ke dalam mimpi seorang putri cantik bernama Bue Gae. Ajaibnya, hanya putri cantik yang memimpikannya itu menjadi hamil. Peristiwa itu kemudian menyebabkan sang putri harus diusir dari kampungnya karena dianggap telah melakukan perbuatan laa sala (melanggar hukum). Bagaimana nasib Bue Gae dan bayi dalam kandungannya selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Kua Siga Wunga berikut ini.

LEGENDA BUKIT FAFINESU

Bukit Fafinesu terletak di sebelah utara Kota Kefamenanu, Kabupaten Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fafinesu dalam bahasa setempat berarti babi gemuk. Dulunya, bukit ini belum mempunyai nama. Namun, setelah terjadi peristiwa ajaib dan mengharukan di bukit itu, maka dinamakanlah Bukit Fafinesu. Peristiwa apakah yang terjadi di bukit itu? Temukan jawabannya dalam cerita Legenda Bukit Fafinesu berikut ini.


LONA KAKA DAN LONA RARA

Lona Kaka dan Lona Rara adalah dua orang kakak-beradik yang tinggal di Desa Bukambero, Kodi, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Di mana pun pergi, kedua kakak-beradik tersebut senantiasa selalu bersama dan saling membantu. Pada suatu hari, sang Adik, Lona Rara, sangat marah kepada kakaknya, sehingga berniat untuk menghilangkan nyawanya. Mengapa Lona Rara sangat marah kepada kakaknya? Berhasilkah ia menghabisi nyawa kakaknya? Ikuti kisahnya dalam cerita Lona Kaka dan Lona Rara berikut ini.


SKOLONG DAN CUE

Skolong adalah seorang anak laki-laki tampan yang telah dijodohkan dengan saudara sepupunya yang masih berada dalam kandungan. Namun, ketika saudara sepupunya telah lahir dan beranjak dewasa, Skolong menolak untuk menikahinya. Sebaliknya, saudara sepupu Skolong yang bernama Cue itu terus membujuk dan mengejar-ngejarnya agar mau menikah dengannya. Mengapa Skolong tidak mau menikah dengan Cue? Lalu, berhasilkah Cue membujuk Skolong? Ikuti kisahnya dalam cerita Skolong dan Cue berikut.

BETE DOU NO MANE LORO

Bete Dou adalah seorang putri raja yang cantik jelita dari Kerajaan Wefulan, di daerah Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ia sangat disayangi oleh kedua orang tua dan kakak laki-lakinya yang bernama Manek Bot. Namun, nasib malang menimpanya, karena ia dihukum mati oleh kakaknya. Sebagai suami Bete Dou, Mane Loro berusaha untuk menghidupkan kembali istrinya. Berhasilkah Mane Loro menghidupkan kembali istrinya? Mengapa Bete Dou dihukum mati oleh kakaknya? Ikuti kisahnya dalam cerita Bete Dou No Mane Loro berikut ini.


BATU GOLOQ

Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Peristiwa apakah yang terjadi, sehingga Batu Goloq ini menyebabkan munculnya tiga buah nama daerah tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Batu Goloq berikut ini.


SANDUBAYA DAN LALA SERUNI

Sandubaya dan Lala Seruni adalah sepasang suami istri yang tinggal di wilayah Kerajaan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Paras Lala Seruni yang cantik membuat Raja Lombok tergila-gila pada istri Sandubaya itu dan bermaksud merebutnya. Berhasilkah rencana keji Raja Lombok tersebut? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Sandubaya dan Lala Seruni berikut ini. 


KI RANGGA

Ki Rangga adalah putra angkat Prabu Aria Pelabu, Raja Kahuripan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yang sakti mandraguna. Tidak seorang pun di kerajaan tersebut yang sanggup mengalahkan kesaktiannya. Setelah dewasa, Ki Rangga dinikahkan dengan seorang gadis yang cantik dan diberi wilayah kekuasaan di ujung timur Kerajaan Kahuripan. Namun, semua kebaikan Prabu Aria itu ia balas dengan pengkhianatan. Suatu malam, Ki Rangga secara diam-diam menyelinap masuk ke dalam kamar kedua putri sang Prabu. Tentu saja perilaku Ki Rangga tersebut membuat sang Prabu amat murka kepadanya dan berniat untuk menghukumnya. Mampukah Prabu Aria Pelabu menghukum Ki Rangga yang sakti itu? Ikuti kisahnya dalam cerita Ki Rangga berikut ini.

KISAH DOYAN NADA

Doyan Nada adalah putra seorang kepala suku di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Sejak kecil, ia memiliki tabiat yang kurang disukai oleh ayahnya yaitu sangat kuat makan. Oleh karena tidak sanggup lagi memberinya makan, sang ayah pun berniat untuk membinasakannya. Bagaimana nasib Doyan Nada selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Doyan Nada berikut ini.

CILINAYA

Cilinaya adalah seorang putri dari Kerajaan Daha. Ia menikah dengan seorang pangeran dari Kerajaan Keling yang bernama Raden Panji. Ketika Cilinaya sedang mengandung, ayah mertuanya (Raja Keling) ingin membunuhnya secara diam-diam. Mengapa Raja Keling ingin membunuh menantunya sendiri? Temukan jawabannya dalam cerita Cilinaya berikut ini.


AI MANGKUNG

Ai Mangkung adalah sejenis nama air sungai yang terdapat di daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika air Ai Mangkung tersebut diminum oleh penduduk Desa Tarusa, selain terasa sepat air tersebut juga dapat menimbulkan penyakit. Mengapa air Ai Mangkung terasa sepat dan menimbulkan penyakit bagi penduduk Desa Tarusa yang meminumnya? Ingin tahu penyebabnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Ai Mangkung berikut ini.


PUTRI MANDALIKA, ASAL MULA UPACARA BAU NYALE

Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu daerah Tingkat II di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Di daerah ini terdapat sebuah kawasan wisata pantai yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kawasan tersebut adalah Pantai Seger Kuta, terletak di bagian Selatan pulau Lombok, kira-kira 65 kilometer dari kota Mataram. Keindahan pantai ini membuat para wisatawan menjadi kagum menyaksikan panorama alamnya. Airnya yang jernih dan tenang menjadikan pantai ini sangat ideal untuk berenang.
Selain keindahan alamnya, Pantai Seger Kuta juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah eksotisnya bagi para wisatawan. Setiap setahun sekali, yaitu antara bulan Februari dan Maret, di tempat ini diselenggarakan sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan Bau Nyale. Kata bau berasal dari bahasa Sasak yang berarti menangkap, sedangkan kata nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut. 

ASAL USUL DAERAH TAPA, TULADENGGI DAN PANTHUNGO

Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo adalah tiga nama daerah di Provinsi Gorontalo. Menurut cerita, nama ketiga daerah tersebut diberikan oleh pemimpin Kerajaan Bolango yang bernama Raja Tilahunga saat melakukan perjalanan bersama rombongannya ke arah hulu. Mengapa Raja Tilahunga menamai demikian ketiga daerah tersebut? Simak kisahnya dalam cerita Asal Usul Daerah Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo berikut ini.

LIMONU YANG PERKASA

Limonu adalah putra kedua Raja Naha dan cucu Raja Ilato dari Kerajaan Gorontalo. Ketika ia masih dalam kandungan ibunya, ayah dan kakaknya yang bernama Paha atau Pahu tewas saat berperang melawan Hemuto. Saat dewasa, Limonu pun mengetahui bahwa orang yang telah menghabisi nyawa ayah dan kakaknya adalah Hemuto yang merupakan guru silatnya sendiri. Akankah Limonu menuntut balas kepada gurunya sendiri atas kematian ayahnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Limonu Yang Perkasa berikut ini.


ASAL MULA BOTU LIODU LEI LAHILOTE

Botu Liodu Lei Lahilote adalah sebuah batu berbentuk telapak kaki manusia yang terletak di Pantai Pohe, Provinsi Gorontalo, Indonesia. Oleh masyarakat setempat dipercayai sebagai telapak kaki Lahilote. Botu Liodu Lei Lahilote dalam bahasa setempat berarti batu bekas telapak kaki si Lahilote. Peristiwa apakah yang terjadi di daerah itu sehingga bekas telapak kaki Lahilote ada di atas batu tersebut? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Mula Botu Liodu Lei Lahilote berikut ini.


ASAL MULA DANAU LIMBOTO

Danau Limboto merupakan sebuah danau yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo Indonesia. Dulunya, danau ini bernama Bulalo lo limu o tutu, yang berarti danau dari jeruk yang berasal dari Kahyangan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, keberadaan danau seluas kurang lebih 3.000 hektar ini disebabkan oleh sebuah peristiwa ajaib yang terjadi di daerah itu. Peristiwa apakah yang menyebabkan terjadinya Danau Limboto? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Danau Limboto berikut ini.


I TUI-TUING

I Tui-Tuing adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah kampung di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. I Tui-Tuing dalam bahasa Mandar terdiri dari dua kata, yaitu i yang berarti si (dia lelaki ataupun perempuan), dan tui-tuing yang berarti ikan terbang. Jadi, I Tui-Tuing berarti si laki-laki ikan terbang atau manusia ikan. Menurut cerita, I Tui-Tuing pernah melamar keenam putri seorang juragan. Dari keenam putri juragan tersebut, hanya putri ketiga bernama Siti Rukiah yang bersedia menerima lamarannya. Mengapa lima orang putri juragan lainnya tidak sudi menerima lamaran I Tui-Tuing? Lalu, mengapa pula Siti Rukiah bersedia menikah dengan I Tui-Tuing? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita I Tui-Tuing berikut ini. 


HAWADIYAH

Hawadiyah adalah seorang gadis miskin dan yatim yang tinggal di sebuah kampung di daerah Mandar, Sulawesi Barat. Pada suatu waktu, seorang Mara`dia (Raja) Jawa datang meminangnya dan mengajaknya untuk melangsungkan pernikahan di Pulau Jawa. Namun, niat baik Mara`dia Jawa itu dihalang-halangi oleh seorang gadis bernama Bekkandari. Mengapa Bekkandari menghalang-halangi pernikahan Hawadiyah dengan Mara`dia Jawa? Lalu, apa yang dilakukan Bekkandari untuk menghalangi pernikahan mereka? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Hawadiyah berikut ini. 


SAMBA' PARIA

Samba` Paria adalah seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama adiknya di sebuah rumah panggung di tengah hutan di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Pada suatu hari, Raja Mandar bersama beberapa orang pengawalnya menculik Samba` Paria. Mengapa Raja Mandar menculiknya? Lalu bagaimana nasib Samba` Paria selanjutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Samba` Paria berikut ini.
* * *
Alkisah, di daerah Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik jelita bersama seorang adiknya yang masih berumur sepuluh tahun. Kedua kakak beradik itu adalah yatim piatu. Mereka hidup rukun dan saling menyayangi. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung peninggalan orang tua mereka yang berada di tengah hutan belantara, jauh dari permukiman penduduk. Dari kejauhan, rumah mereka hampir tidak kelihatan, karena selain tertutupi pepohonan rindang di sekitarnya, juga diselubungi oleh tanaman paria (pare) yang menjalar mulai dari tiang, tangga, dinding, hingga ke atap rumahnya. Itulah sebabnya, gadis cantik itu dipanggil “Samba` Paria”, yang berarti perempuan yang rumahnya diselubungi tanaman paria.

ASAL MULA NAMA KAMPUNG PAUMMISANG

Paummisang adalah nama sebuah kampung yang berada di daerah Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Kata paummisang berasal dari bahasa Mandar yang berarti tumpukan ampas tebu. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Mandar, nama paummisang ini diambil dari nama seorang kakek yang bernama Kanne Paummisang. Mengapa kakek itu dipanggil Kanne Paummisang? Mengapa pula nama kakek itu diabadikan menjadi sebuah nama kampung? Jawabannya dapat Anda temukan dalam cerita Asal Mula Nama Kampung Paummisang berikut ini.


CENGNGE'

Cengnge` adalah nama seekor burung bersuara merdu dan berbulu indah yang terdapat di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Di kalangan masyarakat Mandar, ada sebuah cerita menarik yang mengisahkan tentang seorang gadis cantik yang menjelma menjadi seekor burung Cengnge`. Mengapa gadis cantik itu menjelma menjadi burung Cengnge`? Kisah menarik ini dapat Anda ikuti dalam cerita Cengnge` berikut ini.

I KARAKE' LETTE'

I Karake‘lette‘ adalah seorang laki-laki cacat yang hidup di zaman kerajaan Balanipa Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Walaupun cacat, ia menjadi penentu kemenangan Kerajaan Balanipa dalam perang melawan Kerajaan Gowa, dengan menaklukkan Raja Gowa. Bagaimana I Karake‘lette‘ yang berkaki cacat itu berhasil menaklukkan Raja Gowa? Kisah selanjutnya dapat Anda ikuti dalam cerita I Karake‘lette‘ berikut ini.


PANGLIMA TO DILALING

To Dilaling adalah seorang raja yang pernah memerintah di daerah Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Ia adalah putra Raja Balanipa yang selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya. Raja Balanipa terkenal memiliki tabiat yang aneh, yaitu tidak mau mempunyai anak laki-laki. Setiap kali permaisurinya melahirkan seorang anak laki-laki, ia langsung membunuhnya. Mengapa Raja Balanipa tidak mau mempunyai anak laki-laki? Lalu, bagaimana To Dilaling dapat selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya hingga ia dapat menjadi raja? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Panglima To Dilaling berikut ini.


ASAL MULA NAMA PAMBOANG

Pamboang adalah nama kecamatan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Konon, kecamatan yang identik dengan Mandar ini dulunya bernama kampung Pallayarang Tallu. Namun karena terjadi sebuah peristiwa, sehingga namanya berubah menjadi Pamboang. Peristiwa apa sebenarnya yang terjadi, sehingga nama daerah itu berubah menjadi Pamboang? Peristiwa tersebut diceritakan dalam cerita rakyat Asal Mula Nama Pamboang berikut ini.


 

DONGENG DAN CERITA RAKYAT INDONESIA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez